
Mengintip Sejarah Generasi ke Generasi Awal Mula Berdirinya Sentra Shuttlecock di Kota Surakarta
Kelurahan Serengan RW 08, Kota Surakarta, dikenal sebagai sentra produksi shuttlecock rumahan yang sudah berjalan selama puluhan tahun. Awalnya, industri ini berkembang di Kelurahan Tipes sejak tahun 1970-an yang dipelopori beberapa pengusaha besar. Melihat potensi tersebut, sejumlah warga Serengan seperti Bapak Maridi, Bapak Mujayadi, Bapak Sapto, dan Bapak Sarno mulai belajar langsung ke Tipes untuk mengamati dan turut terlibat langsung dalam proses produksi shuttlecock. Hasil belajar dan pengalaman membuat shuttlecock bertahun-tahun, mereka mulai memproduksi shuttlecock secara mandiri pada awal 1990-an dengan merek sendiri yang menjadi cikal bakal terbentuknya sentra shuttlecock di Serengan Kota Surakarta.
Sapto Santoso, salah satu pengrajin senior, menceritakan bahwa ia belajar membuat shuttlecock di kelurahan Tipes sekitar satu tahun. Setelah melalui proses latihan dan dinilai mampu, ia mulai bekerja secara profesional sebelum akhirnya merintis usaha sendiri di RW 08. Semangat Sapto, menginspirasi warga lainnya di RW 08 untuk mulai belajar membuat shuttlecock, hingga hampir setiap wilayah di RW 08 mulai memproduksi shuttlecock secara mandiri. Sebagian pengrajin memilih memproduksi tanpa merek, sebagian lainnya mulai menciptakan merek sendiri guna memperluas pasar dan memperkuat identitas produk. Hingga akhirnya, industri shuttlecock di RW 08 Kelurahan Serengan berkembang pesat.
Beberapa pengrajin mendapatkan dukungan dari anak-anak mereka yang turut membantu dalam proses produksi maupun pemasaran. Meskipun sebagian anak memiliki pekerjaan utama di luar industri shuttlecock, banyak di antaranya yang sudah terbiasa melihat proses produksi sejak kecil dan belajar langsung dari orang tua. Karena itu, usaha shuttlecock ini pun berkembang menjadi warisan keluarga. Hal ini membuat usaha shuttlecock di Serengan tumbuh sebagai usaha turun-temurun, dengan anak-anak pengrajin yang meneruskan tradisi sekaligus menjaga keberlangsungan produksi.
Menurut Sapto Santoso, dalam sepuluh tahun terakhir semakin banyak anak muda yang lebih tertarik pada dunia digital, sehingga tidak semuanya melanjutkan usaha shuttlecock yang dirintis orang tua mereka. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi keberlangsungan industri shuttlecock di RW 08 Kelurahan Serengan. Untuk itu, para pengrajin yang masih aktif, berupaya menjaga produksi melalui kerja sama yang sehat antar sesama pelaku usaha. Berkembangnya Sentra Shuttlecock di Serengan, yang berawal dari proses belajar di Kelurahan Tipes hingga menjadi industri rumahan yang melibatkan banyak keluarga, kini menjadi bagian penting dari perekonomian lokal serta budaya kerja masyarakat RW 08 kelurahan Serengan Kota Surakarta.